Minggu, 31 Agustus 2014

Be...

Mencintaimu serupa debu dalam angin
Diam dalam dekapan embun dikegelapan
Meski jatuhnya tak tentu
Aku pasti sampai pada muaraku
Dalam titik temu, kita diam...

Mencintaimu serupa rintik gerimis yang singgah di kaca jendelamu
Mengering lalu lebur bersama waktu...
Hilang tanpa jejak

Kamu adalah bara dalam genggaman
Dalam potret hitam putih di atas meja...
Lusuh, namun selalu ku rindukan.

Melepas

Aku harus menekan hatiku
Membiarkanmu berlalu walau sampai sesakit ini...
Bukankah cinta itu sebuah pelepasan hati,
Aku tidak akan menahan hatimu
Aku tidak ingin memaksanya tinggal jika ia ingin pergi...

Ada ragu terbaca dalam tatap
Dalam temu pada belaian tangan yang terakhir sore tadi...
Sedikit sesak, penat yang terhimpit sempit.

Aku melepas dalam bias
Dalam tatap mata yang kesekian
Sebelum aku bosan pergilah karena hanya dengan begitu aku akan terus mencintaimu.

Jumat, 29 Agustus 2014

Tanpa judul

Aku menemukan busur panahmu pangeran
Yang tertancap dipohon ara tak terlalu dalam
Lalu aku menggantungkannya disamping meja rias dalam kamarku...

Apa kau akan kembali dan mengambilnya
Atau kan kau tinggalkankan busur ini untukku...

Banyak nyawa yang tersimpan dalam do'amu
Pada bait bait puisi yang kau tulis di selembar kertas
Buram dalam pandangan
Lirih dalam bisikan
Padahalkau tau pangeran aku buta,
Dan aku tuli.

Sabtu, 16 Agustus 2014

Sepenggal kisah pilu.




TITIAN WAKTU

Ada kisah yang tak mampu ku lupakan dalam hidup, meninggalkan aku dalam kesedihan tak terperi.
Aku hanya bisa berandai untuk kembali kemasa itu, seseorang itu...
Membuat aku mengerti apa arti memiliki, apa arti kehilangan, mencintai dan, sakit.
Tak banyak  waktu yang tersisa untukku, menyembunyikan sakit ku dan membiarkan dia berlalu adalah kesalahan yang di haruskan, aku tak mungkin membuatnya bertahan menderita bersamaku, luka tak berdarah itu terus saja menggerogoti jatung dan mengganggu setiap nafasku, memaksaku terus berbaring dan berbohong kepada orang yang paling ku cintai dalam hidup, yang tak pernah mampu ku miliki.


Hari itu aku ingin untuk yang terakhir kalinya menangis dalam pangkuan senja diperbatasan kota, 'pantai kenangan ' begitu aku menamakan tempat itu.
Lelaki disampingku terus saja membelai rambut  ku yang mulain rontok, ada sepi yang dingin merambat melalui jari-jari tangan yang  lembut.
sejak aku memintanya menikah dengan gadis pilihan orang tuanya itu sepertinya dia sering melamun, entah apa yang difikirkan tentangku, mungkin saja merasa  aku tak lagi  menginginkannya, padahal dalam belainya aku sangat takut kehilangan.

Andai boleh meminta pada Tuhan, dikehidupan  yang  akan datang aku ingin tetap bersama lelakiku yang ini meski tak di beri  banyak waktu.
atau jika boleh  bersama melangkah kesurga, aku akan menunggunya.
'Hari terakhir'  dalam linang air mata lengannya yang kokoh merengkuh lemahnya ragaku, aku ingin  hanyut sejujurnya, tenggelam selamanya dalam hangat bersamanya, tak ada upaya, semua sudah digariskan untuk begini, aku yang lemah tak akan mampu melawan takdir yang begitu  hebat, takdir yang begitu kuat.



Cinta itu bukan sekedar memiliki, ketika aku datang dengan seikat bunga dan kado ditangan dalam Akadnya membuat aku mampu tersenyum dalam tangis, Pilu, tapi aku bahagia, ya... setidaknya aku mampu melihat orang yang paling aku cintai menemui kebahagiaannya.
Bapak yang berbaju putih itu memvonis bahwa umurku akan habis dalam hitungan 3 bulan terakhir ini, dan aku merasa  tersiksa, aku bahkan tak mampu menikmati hariku, ruangan yang sesak ini semakin membuat aku merasa  muak, penat, aku lemah dengan ketidak berdayaanku.

Aku membayangkan lagi lelakiku, aku tenggelam dalam dunia bersamanya beberapa waktu lalu, senyumnya, barisan gigi yang putih saat tertawa, matanya yang selalu saja tajam bersinar, wajah yang tenang, teduh, dia mempesona dalam pandang mataku...
Dia sedang bahagia melewati  hari-hari barunya dengan belahan jiwa, aku dapat merasakan kebahagiaan itu lewat  ranjang sempit ini.

Aku tak tahu mengapa, pagi ini begitu indah mempesona, lelakiku menyambutku dengan seikat bunga mawar yang wanginya memenuhi ruang, ayah, bunda, semua mata menatap dengan kebahagiaannya.
Aku melompat dari ranjangku, ku peluki, kuciumi satu persatu manusia-manusia yang paling  aku sayangi.
Tidak ada sakit, tidak ada tangis dan jerit, karena aku telah bahagia, dalam damai.


Kamis, 14 Agustus 2014

Aku Tanpa Judul

Ini Cinta atau sebuah penyerahan diri?
Dalam korban yang luar biasa
Tak berarti
Tak bertepi...


Seperti tanduk cantik yang sudah semestinya ada diatas kepala kijang,
Atau hanya,...
Sebatas kupu-kupu tak bersayap?
Cantik Tanpa arti

Akh...
Perumpamaanitu memang terlalu indah
Kenapa edelwais harus tumbuh diatas gunung
Kenapa pula cantigi yang cantik tak dikenal?

Dunia memang sudah buta, Terbalik.
Saat domba jantan menyerahkan dirinya untuk anak-anak singa

Itu pengorbanan, cinta, atau...
Hanya kepastian yang  ditakdirkan?
lemahlah yang kuat
Aku.

Ini tentangku

   Pagi  itu absen kelas, VII  c tepatnya, namaku dan nama kedua teman ku tidak ada di daftar kelas, sama kawan SD ku, Eka Sulisytani dan satu lagi Yenni Priastuti, kawan baru  pagi itu kami bertemu.
ternyata kelas kami kelas VII d, aku nggak punya teman yang ku kenal selain Eka dikelas baru itu, Yenni duduk sebangku denganku, aku ingat sekali  dulu aku sering mengganggunya, memintanya pindah tempat sama siswa yang duduk didepan kami.
Jahil banget aku ha... ha...ha...

Seiring bergulirnya waktu aku dan Yenni jadi sahabat, mungkin karena dia duduk disampingku dari SMP sampai SMK, dia gadis baik, Manis, supel dan saleha.
Aku senang sekali punya sahabat seperti Yenni, Aku ingat ketika itu aku jatuhdan sikuku luka, Yenni selalu menggodaku, dia ingin sekali memukul lukaku dengan pena dan sentilan jari-jari nakalnya, dan seperti yang dia inginkan aku selalu  melipat wajahku, takut, oh...
meski luka ini tidak parah tapi ini sakit dan susah sembuh, karena letaknya tepat diujung siku.
Dia (Yenni) malah terlihat bahagia, hah...
Menyebalkan!!!
meski begitu aku sangat menyanyangi dia.


***
Kini kami tumbuh dewasa, dengan kematangan berfikir masing-masing, Sahabat-sahabatku...
Semoga kita selalu dirahmati Allah, dan kelak semoga Allah mengumpulkan kita disurga.


Miss You Yenni :*

__Masih tentang sahabat.
    Kangen masa-maa indah itu dulu, Masa-masa joged-joged bareng diloteng, nakut-nakutin orang lewat tengah malam. Jahil Plus usil :) itulah kami...
Ngelihat hujan meteor, mengendap-ngendap keloteng cuma buat lihat bintang.
makan gorengan berempat, hujan-hujanan diloteng, Masa itu benar-benar indah.
Masa yang tak  akan pernah terulang, semoga kita menjadi Muslimah yang taat, meski butuh proses yang panjang.
(Yenni, Pipit, Dewi, Yanti, Menik  kalian adalah nama-nama yang tak mungkin terlupakan)


Miss You my dear sista
May Allah give the best for All


_Jum'at
"Aku yang dipanggil Bulan"

Selasa, 12 Agustus 2014

Kenangku

Ketika udara  pagi  ini berhembus
Mencumbuiku dengan dingin yang menerpa wajah
Ada rindu yang berbisik lewat daun-daun yang jatuh
Bersama dengan embun yang mengering  tertiup angin...

Adakah kau masih  disana mengingatku?
Mengingat kenangan saat kita bersama dulu?
Atau, hanya aku yang menggengam erat bayang wajahmu
Ditiap-tiap mimpi  didunia para penyair...

Aku bahkan masih mampu melukiskan wajahmu pada awan-awan yang  bergantung dilangit.
Kau...
Meninggalkan sejuta kisah tak terlupakan
Karena bersama kepergianmu, jiwaku terbelah tak kembali...

_Untuk cinta
Dengan kenangan_