Senin, 01 September 2014

Pada Rintik

Ada baitbait syair yang tergores pada dinding  hati
Kian hari kian banyak
Rapat bertumpuk pada rengkuhan
Dalam serak...

Angin membawa kabar pada daundaun yang jatuh keasalnya
Bahwa dia akan kemabali pada muara yang sesungguhnya
Pulang...

Burung burung berbisik menelisik
Membelai deru ombak yang menyibak dibibir pantai...
Menuliskan namamu...

Ada harap dalam sepi
Pada kesempatan yang sempit
Tiba tiba tegang, lalu berharap lebih
Mengingini apa yang telah pergi kembali...

Tinta ini menuliskan namamu
Pada lembar lembar kertas putih bergaris
Yang entah kenapa bayangmu tak pernah enyah...

Sedikit lupa pada bujuk
Pada rayu yang merajuk
Mengaduh, hanya untuk melihat tatap mu...
Sekilas...
Bias...

Acuh padamu tak meluntur
Membuat hati kian hancur
Lebur...
Membaur pada debu yang sombong

Gelap malam ku tak membawamu kembali
Meski raga tak lagi di sisi
Jiwamu tak pernah pergi.
Melengkapi...
Sepi.